Menulislah, maka orang tahu bahwa aku pernah hidup. ~Ustd. Abdul Somad, LC, MA~

Thursday, January 24, 2019

Urgensi Menjadi Ibu Rumah Tangga di Era Global

Urgensi Menjadi Ibu Rumah Tangga di Era Global

oleh
Nafisah Amatullah
X IPA 4 SMAIT Al  Kahfi Islamic Boarding School Bogor (2018/2019)


Wanita merupakan makhluk lemah lembut dan penuh kasih sayang karena perasaannya yan halus.  Secara umum sifat    perempuan yait keindahan, kelembutan  serta rendah hati dan memelihara.  Wanita  adalah perhiasan  dunia. Wanita adalah makhluk yang dimuliakan oleh Allah, seperti yang dijelaskan dalam Alquran di berbagai ayat.

Wanita  adalah tonggak negara. Merekalah  tiang  yang  dapa membuat negara menjadi tegap dan kokoh berdiri. Keberhasilan suatu negara amat dipengaruhi oleh kondisi wanita dalam  negara tersebut. Apabila hebat wanitanya, maka akan hebat pula negaranya. Sebaliknya, apabila wanita dalam  suatu negara tidak berkualitas, maka tidak berkualitas pula negaranya.

Hal tersebut menjelaskan  betapa besar pengaruh wanita bagi negara. Wanita dapat dianggap  sebagai titik  terpenting dari kualitas  penerus generasi.  Sebab dari dirinyalah seorang anak kemudian dilahirkan dan dididik sedemikian  rupa hingga mampu menjadi manusia yang membanggakan. Seorang ibu mengambil andil terbesar  dalam membentuk sikap dan karakteristik  anak. Seorang wanita adalah sekolah pertama anak-anaknya, dan dari orangtuanyalah  mereka belajar menjadi manusia yang sesunguhnya. Maka dari itu, kualitas mereka menjadi hal yang wajib diberi perhatian  khusus, terutama  bagi pemimpin  yang mendambakan  negaranya maju dan berjayaDalam  masyarakat, wanita memiliki  peran yang amat penting sebagapembangun peradaban. Dari   merekalah awal   mula  calon-calon  pembangkit peradaban  dibesarkan   hingga menjadi luar biasa kelak. Selain itu, wanita juga menjadi sosok yang turut berpartisipasi dalam pembangunan masyarakat. Sikapnya yang penuh perhatian dan lemah lembut menjadi figur yang amat penting  di balik kesuksesan tokoh-tokoh pembangun kemajuan era dunia.

Akan tetapi seiring perkembangan zaman, tanggung jawab wanita sebagai penata kualitas  penerus generasi  tersebut seringkali terabaikan. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah karena minimnya waktu produktif seorang ibu dalam mendidik anak akibat kesibukannya  dalam dunia pekerjaan. Mereka mengganggap dunia karir adalah kebutuhan sekaligus ambisi mereka dalam meraih kebahagiaan  hidup, yang tak  jarang justru menyebabkan  abai dan lalai dalam membesarkan anaknya. Jika demikian, maka sang ibu bisa jadi lebih terfokus pada keberhasilan  karir  dibandingkan  dengan keberhasilannya dalam mendidik seorang anak.

Menurut  sebagian pandangan, utamanya kaum feminis yang menginginkan kesetaraan gender, memandang wanita boleh saja bekerja di luar rumah dan bebas meniti karir. Padahal dalam pandangan Islam dan pandangan sosial, laki-laki wajib mencari nafkah untuk keluarga.  Pertimbangan kekuatan fisik, perbedaan hormon, kondisi psikis,  serta perbedaan  susunan otak menyebabkan  wanita tidak perlu memeras keringat  untuk mencari uang, sebaliknya wanita harus memeras otak untuk membesarkan dan membina generasi.

Menjadi wanita karir memiliki beragam pengaruh positif dalam kehidupan. Dampak positif dari wanita karir antara lain, dunia pekerjaan  dapat mengisi waktu luang sehingga mengatasi rasa bosan di rumah. Selain itu, dengan berkarir seorang wanita akan mendapatka imbalan yang  kemudian bisa  dimanfaatkan untuk menambah dan mencukupi kebutuhan sehari-hari  juga sebagai cadangan keuangan apabila kedepannya  terjadi hal yang tidak diinginkan. Apabila  seorang wanita bekerja, maka wanita tersebut akan merasa dibutuhkan dalam masyarakat sehingga timbullah kepercayaan diri yang kelak juga akan menjadikannya pribadi yang lebih mandiri, bekerja keras, pantang menyerah dan disiplin, serta yang  terpenting, jenjang pendidikan yang tiada batas bagi wanita telah menjadikan mereka sebagai sumber daya potensial yang diharapkan  dapat mampu berpartisipasi  dan berperan aktif dalam pembangunan,  serta dapat berguna bagi masyarakat,  agama, nusa dan bangsanya (Talita, 2010).

Namun, selain dampak positif juga terdapat dampak  negatif yang beragam pula. Menjadi seorang wanita karir, secara psikologis akan berpengaruh terhadap tingkat kesabaran yang  dimilikinya,  baik  dalam menghadapi  pekerjaan rumah tangga sehari-hari, maupun dalam menghadapi anak-anaknya.  Jika hal itu terjadi maka ibu akan mudah marah dan berkurang rasa pedulinya  terhadap anak bahkan pada suami.

Padahal  pengaruh seorang  ibu terhadap perkembangan  anak cukup besar. Seorang anak tentu  saja membutuhkan  pendidikan,  perhatian,  dan kasih sayang yang cukup agar mampu mencetak  prestasi  dan memiliki kepribadian yang baikJika tidak, ia akan bingung menentukan  arah dan mudah terombang-ambing  oleh arus zaman. Maka dari itu, kurangnya perhatian dan kasih sayang dari orang tua terutama dari seorang ibu, jelas memberikan dampak yang luar biasa. Seorang anak yang memiliki orang tua yang sibuk bekerja akan lebih tertutup kepada kedua orang tuanya. Anak-anak dan remaja yang lepas dari pengawasan orang tuanya cenderung lebih mudah mengikuti  tren, kebiasaan dan budaya buruk yang sepatutnya mereka hindari. Padahal usia remaja tidak terlepas dari pencarian identitas diri karena ketika seseorang telah menginjak  usia remaja maka secara alami seseorang tersebut akan mulai mencari potensi dirinya, mencari tahu di bagian masyarakat mana yang dapat menerima dirinya, serta menyesuaikan  diri  dengan masyarakat  (Hurlock, 2011).

Oleh karena itu, pendampingan ibu dalam fase perkembangaanak sangat diperlukan. Pada masa teknologi seperti sekarang ini sudah banyak sekali contoh- contoh kelakua  remaja dan anak-anak yang memprihatinkan. Misalnya pergaulan bebas, penggunaan narkoba, tawuran, penyimpangan sosial, bahkan penyimpangan seksual. Hal-hal tersebut mungkin tidak akan terjadi apabila seorang anak menjalin komunikasi yang cukup dengan kedua orang tuanya serta mendapatkan  cukup pengawasan dan kasih sayang.

Menurut Kepala  Satuan Reserse dan Kriminal  Polres Kendari,  Agung Basuki,  anak yang  kurang atau tidak mendapat  perhatia secara fisik,  mental maupun sosial sering berperilaku  dan bertindak antisosial  yang merugikan dirinya, keluarga, dan masyarakat, sehingga  tidak sedikit  anak-anak yang menjadi pelaku tindak pidana. Menurutnya, harus ada langkah yang dilakukan untuk mencegah anak di  bawah umur melakukan pelanggaran hukum dan itu diperlukan peran orangtua dan lingkungan  untuk selalu mengawasi anak-anak demi keselamatan dan masa depan mereka (Ramadhan,  2014).

Selain berdampak  pada anak, seorang wanita yang merintis karirnya juga dapat berampak pada keharmonisan  suami istri. Tidak jarang kasus perselingkuhan mewarnai kehidupan  wanita karir, terutama  dalam bidang pekerjaan  yang tidak mengindahkan  nilai-nilai agama. Selain itu perhatian  pada suami juga berkurang disebabkan waktu dan pikiran telah tersita pada karir.

Menurut hukum Islam,  hak wanita karir atau  wanita yang bekerja di luar rumah harus diperhatikan karena Islam memandang peran dan tugas wanita dalam masyarakat adalah sebagai ibu dan istri (Anonim, 2016). Islam juga menganjurkan wanita untuk tetap tinggal dalam rumah sebagaimana yang disebutkan dalam Q.S. Al-Baqarah: 233 dan Q.S.  Al-Ahzab:  33 hal ini dikarenakan  tugas utama wanita ialah membina generasi.

Akan tetapi, Islam tetap memperbolehkan  wanita bekerja di luar rumahnya, dengan syarat menutup auratnya dengan hijab, menghindari  campur baur dengan pria, mendapat izin dari orangtua, wali atau suami bagi wanita yang telah menikah, tetap   menjalankan kewajibannya di rumah  dan  pekerjaannya tidak  menjadi pemimpin bagi kaum lelaki (Fatimah, 2013).

Wanita memiliki pekerjaan  sebenarnya  tidak menjadi masalah,  selama  ia masih dapat mengimbanginya dengan tanggung jawab mendidik dan memberi kasih sayang pada anak-anak. Dengan  demikian, anak-anak dapat   tumbuh menjadi penerus generasi yang luar biasa di samping karirnya yang terus berlanjut.

Berdasarkan pemaparan  dampak negatif wanita berkarir di  luar rumah, maka hal tersebut  perlu dibatasi.  Contoh pekerjaan  wanita yang bisa dibolehkan misalnya sebagai  tenaga kesehatan (dokter,  perawat, pekerja  laboratorium,  bidan, dsb), tenaga pendidik, pekerja militer (untuk menangani tahanan wanita), pengrajin, berniaga,  dan penata rias (Fatimah, 2013).

Mendapat  pekerjaan atau mencari  penghasilan tidak harus berasal dari luar rumah. Wanita juga tetap dapat berpenghasilan  dengan berada di dalam rumahnya. Ada  begitu banyak contoh wanita yang sukses berkarir di rumah, salah satunya adalah  Feni Nurdiani yang telah sukses menjalankan  usaha siomay di rumahnya hingga mendapat penghasilan 60 juta rupiah per bulan. Contoh lainnya yaitu Niknik Nuraeni,  yang  mampu berpenghasilan  puluhan juta dengan memproduksi  dan menjual berbagai macam aksesoris lucu dari benang rajut (umkmjogja.com,  2019). Dalam  Islam,   kita  memiliki  contoh seperti Khadijah  binti Khuwailid   yang mengurus bisnis. Beliau tidak terjun langsung ke lapangan  tetapi mempercayakan pada pegawai, bahkan setelah menikah, beliau  menyerahkan bisnisnya pada Rasulullah. Hal  ini  berarti, Khadijah  mementingkan  urusan membina generasi dibanding membesarkan bisnis.



Daftar Pustaka  dan Referensi


Anonim (2016). Wanita Karir  dalam  Pandangan Islam. Diakses pada 12 Januari

Fatimah, Nur Fitri. (2013). Perempuan Bekerja Boleh Saja, Asal. Diakses pada  12 Januari  2019 dari  https://muslimah.or.id/4498-perempuan-bekerja-boleh- saja-asal.html

Hurlock,   B Elizabeth.  (2011).   Psikologi   Perkembangan:  Suatu  Pendekatan
Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.

Ramadhan. (2014). Kurang Perhatian Orangtua Anak-anak di Kendari Jadi Penjahat.             Diakses              pada            13             Januari               2019             dari https://www.merdeka.com/peristiwa/kurang-perhatian-orangtua-anak-anak-di- kendari-jadi-penjahat.html.

Talita.      (2010).      Dampak      positif       dan      Negatif      Wanita       Karir. https://www.kompasiana.com/berthathalita/55001d3d8133119f19fa720c/dampak- positif-dan-negatif-wanita-karir.

UMKM  Jogja.  (2019).   Cerit Sukses  Ibu   Rumah  Tangga  dengan  Usahanya. Dikases 13 Januari 2019 dari https://umkmjogja.com/cerita-sukses-ibu-rumah-tangga-dengan-usahanya.html




No comments:

Post a Comment