Menulislah, maka orang tahu bahwa aku pernah hidup. ~Ustd. Abdul Somad, LC, MA~

Tuesday, April 2, 2019

DINAMIKA JAGAT RAYA DALAM AL-QURAN [GEOGRAFI SMA]

DINAMIKA JAGAT RAYA DALAM AL-QURAN

oleh
Ahmad Burhani, S.Pd
(Guru Geografi SMAIT Al Kahfi Lido Bogor)

Jagat raya atau alam semesta merupakan ruang yang sangat luas, luasnya belum bisa diketahui secara pasti, didalamnya terdapat milyaran galaksi, dan didalam galaksi ada milyaran bintang. Salah satu bintang yang kita kenal adalah matahari. Matahari adalah salah satu bintang dari milyaran bintang yang ada di galaksi kita yang disebut galaksi Bima Sakti atau masyarakat barat menamainya galaksi Milky way.

Sebagai gambaran luasnya jagat raya ada yang mengibaratkan bumi hanyalah butiran pasir di gurun atau di padang pasir yang luas, dan padang pasir diumpamakan dengan jagat raya. Betapa luasnya jagat raya ciptaan Allah SWT. Sebagai gambaran luasnya jagat raya kita kaji dulu luasnya galaksi Bima Sakti, ketebalan di pusat galaksi sekitar 10.000 -15.000 tahun cahaya, garis tengahnya 80.000 tahun cahaya. Jumlah bintang di galaksi Bima Sakti sekitar 200 miliar bintang sampai 400 miliar bintang.  Galaksi yang terdekat dengan galaksi Bima Sakti adalah galaksi Awan Magellan. Jarak antara galaksi Bima Sakti dengan galaksi Awan Magellan sejauh 160.000 tahun cahaya. Ada lagi galaksi yang terdekat dengan galaksi Bima Sakti yang sama jenisnya yaitu galaksi Andromeda, sama-sama jenis galaksi spiral raksasa, dimana jarak antara galaksi Bima Sakti dan galaksi Andromeda adalah 2.5 juta tahun cahaya. Sekedar mengingatkan 1 detik cahaya dapat melesat sejauh 300.000 km. Bayangkan saja jika 1 detik cahaya sudah melesat sejauh itu, bagaimana kalau kita kalikan 1 menit, 1 jam, 1 hari 1 bulan, 1 tahun dan bahkan jutaan tahun. Subhanallah bumi kita benar-benar sangat kecil  dibandingkan dengan luasnya galaksi dan jagat raya ini.

Alam semesta ciptaan Allah SWT sangatlah luar biasa, dari miliaran bintang yang ada di jagat raya semuanya tidak luput dari pengawasan Allah SWT, letak bintang-bintang yang miliaran tersebut mempunyai makna dan pola yang unik, keunikan tersebut menjadi ciptaan Allah yang harus manusia tafakuri atau manusia pelajari. Bintang-bintang yang sangat banyak di jagat raya mengikuti pola-pola yang membentuk galaksi. Macam-macam bentuk galaksi dapat dibedakan menjadi 4 bentuk, pertama galaksi spiral, kedua galaksi spiral berpalang, ketiga galaksi elips, dan keempat galaksi tak beraturan.


Galaksi
(sumber: https://www.blogmipa-geografi.blogspot.com)


Teori Proses Terjadinya Jagat Raya

Manusia dengan akalnya mencoba mencari sesuatu yang belum diketahui pada masa lampau, seperti asal mula jagat raya. Sesungguhnya Al-Quran sudah memberikan sebuah petunjuk mengenai proses penciptaan-NYA. Sebagai muslim yang yakin akan kebenaran kitab suci Al-Quran harus menjadikan Al-Quran sebagai petunjuk dan pembimbing dalam menggali ilmu pengetahuan, karena Allah SWT lah yang menciptakan Alam semesta dan Allah SWT pula yang mewahyukan Kepada Nabi Muhammad SAW yaitu Al-Quran, maka jika ingin mengetahui ciptaan-NYA maka kembalilah kepada Al-Quran.

Berikut beberapa kajian geografi yang berkenaan dengan Jagat Raya dan Tata Surya yang berkaitan dengan Al-Quran

Kaitan Teori Big Bang dengan Al-Qur’an

Di kalangan pelajar sudah banyak yang mengetahui mengenai teori big bang, teori ini pertama kali dikemukakan oleh kosmolog Abbe Lemaitre pada tahun 1920-an.  Teori ini menjelaskan bahwa jagat raya atau alam semesta ini berawal dari sebuah ledakan yang teramat dahsyat, ledakan bermula dari gumpalan super atom raksasa yang diperkirakan bersuhu 10 miliar sampai 1 triliun derajat celcius, ledakan diperkirakan terjadi 15 miliar tahun yang lalu. Hasil ledakan menyebar menjadi debu dan awan hidrogen, debu dan awan hidrogen inilah yang menjadi cikal bakal bintang-bintang dengan beraneka ragam ukuran bintang. Bintang - bintang tersebut berpusat membentuk kelompok-kelompok  yang kemudian dinamakan galaksi.

Proses Terjadinya Jagat raya ini (teori big bang) diterangkan dalam Al-Quran dalam surat Al-Anbiya  ayat 30 :

أَوَلَمْ يَرَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوٓا۟ أَنَّ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنَٰهُمَا ۖ وَجَعَلْنَا مِنَ ٱلْمَآءِ كُلَّ شَىْءٍ حَىٍّ ۖ أَفَلَا يُؤْمِنُونَ 

Artinya : "Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi keduanya dahulu menyatu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan kami jadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air. Maka mengapa mereka tidak beriman?"

Dan surat Az-Zariyat ayat 47 :
وَٱلسَّمَآءَ بَنَيْنَٰهَا بِأَيْي۟دٍ وَإِنَّا لَمُوسِعُونَ

Artinya : "Dan langit Kami bangun dengan kekuasaan (Kami), dan Kami benar-benar meluaskannya." 

Kaitan Teori Nebula dengan Al-Quran

Teori ini dikemukakan oleh Immanuel Kant dan Piere Simon de Laplace. Teori ini menjelaskan terjadinya tata surya yang mana inti teori ini mengemukakan awal  tata surya berasal dari sebuah gumpalan kabut atau nebula. menurut Immanuel Kant  Tata Surya diawali dari gumpalan kabut nebula yang berputar perlahan-lahan. Dan Pierre Simon de Laplace mengemukakan tentang tata surya yang berasal dari kabut panas yang berpilin.

Dalam Al-Quran diterangkan di surat Al-Fussilat ayat 11 :
ثُمَّ ٱسْتَوَىٰٓ إِلَى ٱلسَّمَآءِ وَهِىَ دُخَانٌ فَقَالَ لَهَا وَلِلْأَرْضِ ٱئْتِيَا طَوْعًا أَوْ كَرْهًا قَالَتَآ أَتَيْنَا طَآئِعِينَ

Artinya : "Kemudian Dia menuju ke langit dan (langit) itu masih berupa asap, lalu Dia berfirman kepadanya dan kepada bumi, “Datanglah kamu berdua menurut perintah-ku dengan patuh atau terpaksa .” keduanya menjawab, “kami datang dengan patuh.”

Gugusan bintang dalam Al-Quran

Pada malam hari kita bisa melihat bintang-bintang yang bertebaran di langit dengan sinarnya yang berbeda-beda, ada yang terlihat sangat terang ada pula yang tidak begitu terang, ini semua dipengaruhi oleh ukuran bintang dan jarak bintang dengan bumi. Dari miliaran kelap kelip bintang di langit, bintang-bintang itu terlihat membentuk gugusan yang mengesankan sebuah gambar atau lukisan binatang, manusia atau yang lainya. 


Daftar rasi bintang keseluruhan berjumlah 88 rasi, dari sejumlah rasi bintang tersebut ada beberapa rasi bintang yang dijadikan sebagai petunjuk arah yaitu rasi bintang crux (gubuk menceng atau bentuk layang-layang) sebagai petunjuk arah selatan, juga rasi bintang ursa mayor (bintang biduk) yang dijadikan petunjuk arah utara.

Rasi Bintang Crux(Sumber: https://www.infoastronomy.org)
Rasi Bintang Ursa Mayor
(Sumber: https://www.aminoapps.com)
Rasi bintang sangat berguna untuk membantu menentukan posisi matahari dan anggota planetnya di langit. Dengan rasi bintang juga dapat mentukan posisi bumi dalam perjalanannya mengitari matahari (berevolusi), dengan kata lain rasi bintang merupakan indeks langit dengan maksud mempermudah dalam mengingat lokasi bintang di langit dan membantu menunjukan bintang yang kita maksud kepada orang lain, karena dengan jumlah bintang yang sangat banyak akan sulit menunjukan bintang yang kita maksud kepada orang lain.

Rasi Bintang
(https://www. keepo.me) 
Ramalan yang di sandarkan kepada rasi bintang selayaknya sebagai muslim jangan mempercayainya karena bila mempercayainya berarti mempersekutukan Allah (syirik), dan dosa syirik merupakan dosa besar.
Dalam Al-Quran dijelaskan mengenai gugusan bintang yaitu dalam surat Al-Hirj ayat 16 :

وَلَقَدْ جَعَلْنَا فِى ٱلسَّمَآءِ بُرُوجًا وَزَيَّنَّٰهَا لِلنَّٰظِرِينَ

Artinya : "Dan sungguh, kami telah menciptakan gugusan bintang di langit dan menjadikannya terasa indah bagi orang yang memandang(nya)"

Dan surat Al-An’am ayat 97 :
وَهُوَ ٱلَّذِى جَعَلَ لَكُمُ ٱلنُّجُومَ لِتَهْتَدُوا۟ بِهَا فِى ظُلُمَٰتِ ٱلْبَرِّ وَٱلْبَحْرِ ۗ قَدْ فَصَّلْنَا ٱلْءَايَٰتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ

Artinya : "Dan Dialah yang menjadikan bintang-bintang bagimu, agar kamu menjadikannya petunjuk dalam kegelapan di darat dan di laut. Kami telah menjelaskan tanda-tanda (kekuasaan Kami) kepada orang-orang yang mengetahui."

Dan Juga dalam surat Al-Buruuj ayat 1 :
وَٱلسَّمَآءِ ذَاتِ ٱلْبُرُوجِ

Artinya : "Demi langit yang mempunyai gugusan bintang,"

Matahari  dan Garis Edar dalam Al-Quran

Matahari memiliki peranan yang sangat penting di bumi yaitu komponen penting di dalam siklus energi, penggerak sistem iklim, unsur penting dalam pembentukan tanah, berperan dalam proses fisik dan non fisik yang terjadi di samudera dan peran yang lainnya, sehingga matahari menjadi salah satu objek kajian di geografi. 


Berawal dari asal usul matahari yang yang berasal dari ledakan big bang, ledakan tersebut menghasilkan debu, awan dan hidrogen. Kemudian debu kosmik menyatu dengan debu kosmik yang lainnya dan berubah menjadi gumpalan bola api yang lama kelamaan menjadi bintang. Dari kurang lebih 200 miliar bintang di galaksi Bima Sakti. Ada satu bintang yang dinamakan  matahari, dan matahari memiliki planet-planet yang mengelilinginya diantaranya planet bumi.

Matahari di Galaksi Bimasakti
(Sumber : https://www.langitselatan.com)

Sebagaimana kita ketahui bulan bergerak mengelilingi bumi, dan bumi berputar mengelilingi matahari dan mataharipun tidak diam, matahari juga mengelilingi pusat galaksi Bima Sakti, dalam satu kali mengelilingi pusat galaksi Bima sakti  “bintang” Matahari memerlukan waktu 250.000.000 tahun cahaya. 

Gerakan “bintang” Matahari mengelilingi galaksi Bima Sakti ini berkaitan  dalam Al-Quran surat Yasin ayat 38:
وَٱلشَّمْسُ تَجْرِى لِمُسْتَقَرٍّ لَّهَا ۚ ذَٰلِكَ تَقْدِيرُ ٱلْعَزِيزِ ٱلْعَلِيمِ

Artinya : "Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan (Allah) yang maha perkasa, Maha mengetahui."

Dijelaskan juga dalam surat Al-Anbiya ayat 33 :

وَهُوَ ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلَّيْلَ وَٱلنَّهَارَ وَٱلشَّمْسَ وَٱلْقَمَرَ ۖ كُلٌّ فِى فَلَكٍ يَسْبَحُونَ

Artinya : "Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, Matahari dan bulan. Masing-masing beredar pada garis edarnya."

Dan surat Az -Zariyat ayat 7: 
وَٱلسَّمَآءِ ذَاتِ ٱلْحُبُكِ

Artinya: "Demi langit yang mempunyai jalan-jalan"

Matahari dan Bulan ( penanggalan dan waktu) dalam Al-Quran

Gerakan Bumi dan bulan di Tata Surya yaitu revolusi bumi dan revolusi bulan   dapat dihitung dengan cermat, adanya fenomena periode bulan  sinodik dan sideris berdampak pada perhitungan penanggalan.  Penanggalan masehi di dasarkan pada revolusi Matahari dan Penanggalan Hijriah didasarkan pada revolusi bulan.  Jumlah hari dalam Perhitungan tahun berdasarkan revolusi matahari  yaitu 1 tahun sebanyak 365 hari sedangkan perhitungan berdasarkan revolusi bulan yaitu 1 tahun sebanyak 354 hari.

Ada juga penamaan tahun kabisat dan tahun biasa. Tahun kabisat di kalender Masehi 1 tahun berjumlah 366 hari (tahun biasa berjumlah 365 hari). Tahun kabisat di kalender Hijriah 1 tahun berjumlah 355 hari ( tahun biasa berjumlah 354 hari). Kabisat terjadi dalam 4 tahun sekali, jumlah hari yang berubah terdapat di bulan februari, di tahun biasa jumlah hari di bulan februari ada 28 hari namun di tahun kabisat jumlah hari di bulan februari ada 29 hari. Hal ini terjadi karena 1 tahun surya jumlah harinya tidak bulat  365 hari namun 365 hari 5 jam 48 menit 46 detik. Namun karena di genapkan menjadi 365 hari  maka sisanya dikumulatifkan menjadi 1 hari setiap 4 tahun sekali. 

Dalam kalender hijriah penamaan tahun  kabisat dan bukan kabisat dilihat dari jumlah hari di bulan Dzulhijjah. Jumlah hari di bulan Dzulhijjah bisa berjumlah 29 atau 30 hari, jika Dzulhijjah 29 hari maka tahun itu bukan tahun kabisat, jika bulan Dzulhijjah 30 hari, maka tahun itu disebut tahun kabisat.

Peredaran Sideris dan Sinodis Bulan
(https://www.aliboron.wordpress.com) 
Mengenai penanggalan dan waktu  yang berdasarkan Matahari dan bulan inilah Dalam Al-Quran dijelaskan dalam surat Al –An’am ayat 96 :
 
فَالِقُ ٱلْإِصْبَاحِ وَجَعَلَ ٱلَّيْلَ سَكَنًا وَٱلشَّمْسَ وَٱلْقَمَرَ حُسْبَانًا ۚ ذَٰلِكَ تَقْدِيرُ ٱلْعَزِيزِ ٱلْعَلِيمِ

Artinya : "Dia menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk untuk beristirahat, dan (menjadikan) matahari dan bulan untuk perhitungan. Itulah ketetapan Allah yang Maha Perkasa, Maha Mengetahui." 


Dijelaskan juga dalam surat Ar-Rahman ayat 5:

ٱلشَّمْسُ وَٱلْقَمَرُ بِحُسْبَانٍ

Artinya : "Matahari dan Bulan beredar menurut perhitungan"

Dan surat Yunus ayat 5: 

هُوَ ٱلَّذِى جَعَلَ ٱلشَّمْسَ ضِيَآءً وَٱلْقَمَرَ نُورًا وَقَدَّرَهُۥ مَنَازِلَ لِتَعْلَمُوا۟ عَدَدَ ٱلسِّنِينَ وَٱلْحِسَابَ ۚ مَا خَلَقَ ٱللَّهُ ذَٰلِكَ إِلَّا بِٱلْحَقِّ ۚ يُفَصِّلُ ٱلْءَايَٰتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ

Artinya : "Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya, dan Dialah yang menetapkan tempat-tempat orbitnya, agar kamu mengetahui bilangan tahun, dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan demikian itu melainkan dengan benar. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui." 

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Daftar Pustaka

Tanudidjaja, Moh. Ma’mur. 1996. Bumi dan Antariksa. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Yani, Ahmad. 2014. Pengantar Kosmografi. Yogyakarta : Penerbit Ombak. 

Sani, Ridwan Abdullah. 2014. Sains Berbasis Al-Quran. Jakarta : PT Bumi  Aksara. 

Yani, Ahmad. dan Mamat Ruhimat. 2007. Geografi Menyingkap Fenomena Geosfer untuk SMA dan MA Kelas X. Bandung : Grafindo Media Pratama.

Wardiyatmoko, K. 2013. Geografi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta : Erlangga

10 comments:

  1. very interesting, heavenly objects are in the al quran what else is in the world

    ReplyDelete
  2. thank you, because this article i can more understand about the majesty of allah

    ReplyDelete
  3. Thanks, this article makes me more understand how small we are.(Abyan Z, Shalih A.1)

    ReplyDelete
  4. Wow,thank you for your information mr.(farhan akbarinaldi,XMIPA 2)

    ReplyDelete
  5. subhanallah....all praise to allah

    ReplyDelete
  6. These are one of allah's greatness. we were just small pieces of allah's makings.

    ReplyDelete
  7. I wish i've got many knowledge from you mr. (Muhammad irham zidny) (X MIPA 2)

    ReplyDelete